Contoh Kasus Etika Bisnis.
Beberapa tahun
terakhir ada beberapa berita yang mempertanyakan apakah etika dan bisnis
berasal dari dua dunia berlainan.
1. Pertama,
melubernya lumpur dan gas panas di Kabupaten Sidoarjo yang disebabkan
eksploitasi gas PT. Lapindo Brantas.
2. Kedua, obat
antinyamuk HIT yang diketahui memakai bahan pestisida berbahaya yang dilarang
penggunaannya sejak tahun 2004. Dalam kasus Lapindo, bencana memaksa penduduk
harus ke rumah sakit. Perusahaan pun terkesan lebih mengutamakan penyelamatan
aset-asetnya daripada mengatasi soal lingkungan dan sosial yang ditimbulkan.
Pada kasus HIT, meski perusahaan pembuat sudah meminta maaf dan berjanji akan
menarik produknya, ada kesan permintaan maaf itu klise. Penarikan produk yang
kandungannya bisa menyebabkan kanker itu terkesan tidak sungguh-sungguh
dilakukan. Produk berbahaya itu masih beredar di pasaran.
3. Kondisi lain
adalah adanya kondisi masyarakat Irian yang masih terbelakang, sementara hasil
kekayaan yang dimiliki wilayah tersebut diambil oleh PT. FREEPORT tanpa
meningkatkan kesejahterahaan masyarakat sekitarnya. Atas kasus-kasus itu,
perusahaan-perusahaan tersebut terkesan melarikan diri dari tanggung jawab.
4. Sebelumnya,
kita semua dikejutkan dengan pemakaian formalin pada pembuatan tahu dan
pengawetan ikan laut serta pembuatan terasi dengan bahan yang sudah
berbelatung.
Dari kasus-kasus yang disebutkan sebelumnya, bagaimana perusahaan bersedia melakukan apa saja demi laba. Wajar bila ada kesimpulan, dalam bisnis, satu-satunya etika yang diperlukan hanya sikap baik dan sopan kepada pemegang saham. Harus diakui, kepentingan utama bisnis adalah menghasilkan keuntungan maksimal bagishareholders. Fokus itu membuat perusahaan yang berpikiran pendek dengan segala cara berupaya melakukan hal-hal yang bisa meningkatkan keuntungan. Kompetisi semakin ketat dan konsumen yang kian rewel sering menjadi faktor pemicu perusahaan mengabaikan etika dalam berbisnis.
Dari kasus-kasus yang disebutkan sebelumnya, bagaimana perusahaan bersedia melakukan apa saja demi laba. Wajar bila ada kesimpulan, dalam bisnis, satu-satunya etika yang diperlukan hanya sikap baik dan sopan kepada pemegang saham. Harus diakui, kepentingan utama bisnis adalah menghasilkan keuntungan maksimal bagishareholders. Fokus itu membuat perusahaan yang berpikiran pendek dengan segala cara berupaya melakukan hal-hal yang bisa meningkatkan keuntungan. Kompetisi semakin ketat dan konsumen yang kian rewel sering menjadi faktor pemicu perusahaan mengabaikan etika dalam berbisnis.
Bahan baku
yang sebaiknya digunakan oleh perusahaan dalam menghasilkan produknya sebaiknya
mengguanakan bahan yang tidak berbahaya bagi kesehatan. Janganlah demi keuntungan semata masyarakat menjadi
korban. Penggunaan pestisida berbahaya dalam obat pembasmi nyamuk tidaklah
dapat di tolerir. Selain itu juga,penggunaan bahan kimia jenis formalin
tidaklah semestinya digunakan sebagai pengawet makanan. Para
pengusaha hendaklah menggunakan bahan – bahan yang aman bagi manusia,terlebih
bagi barang jenis konsumsi. Apabila obat tersebut saat ini masih dijual
bebas,sebaiknya instansi terkait meneliti apakah masih terkandung pestisida
berbahaya atu tidak di dalamnya. Apabila terindikasi masih mengandung
pestisida,pemerintah harus menarik produk tersebut dari pasaran. Demikian juga
halnya dengan tahu. Inspeksi mendadak ketempat pengusaha tahu merupakan hal
yang mutlak dilakukan agar peredaran tahu berformalin tidak terulang terus.
Pemberdayaan masyarakat sekitar juga mutlak
menjadi perhatiin bagi perusahaan. PT Freport harus memikirkan kesejahteraan
bagi masyarakat sekitar yang menjadi pekerjanya. Jangan hanya keuntungan yang
di optimalkan tetapi pekerja dibayar murah dan masyarakat sekitar mendapatkan
musibah dari limbah produksi perusahaan.
Etika bisnis yang harus dimiliki oleh seorang
pengusaha diantaranya adalah sikap kepedulian terhadap karyawan dan lingkungan
sekitar perusahaan, menjalankan strategi bisnis secara sehat dengan para
pesaingnya guna menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat dan saling
menguntungkan, penggunaan bahan baku yang aman dan tepat bagi hasil produksi
perusahaan baik pangan maupun pangan, dan yang tidak kalah penting adalah
ketaatan akan peraturan yang berlaku dimanapun perusahaan itu berada.
http://zonegirl.wordpress.com/2011/10/03/pengertian-etika-bisnis-beserta-contoh-nya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar